Tampilkan postingan dengan label Audit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Audit. Tampilkan semua postingan

KASUS ETIKA PROFESI DALAM LEHMAN BROTHERS HOLDINGS INC.


Pendahuluan
Lehman Brothers Holdings In) adalah perusahaan layanan keuangan global, berpartisipasi dalam bisnis investasi perbankan, ekuitas dan berpendapatan tetap penjualan, penelitian dan perdagangan, manajemen investasi, ekuitas swasta, dan perbankan swasta.

Lehman didirikan di Montgomery, Alabama, Amerika Serikat pada tahun 1850 oleh Henry Lehman, Emanuel Lehman, Mayer Lehman.

Lehman merupakan agen utama dalam pasar sekuritas Treasury AS. Anak perusahaan utamanya termasuk Lehman Brothers Inc, Neuberger Berman Inc, Aurora Loan Services, Inc, SIB Mortgage Corporation, Lehman Brothers Bank, FSB, Eagle Energy Partners, dan Crossroads Group. Kantor pusat Lehman adalah di di New York City, dengan kantor regional di London dan Tokyo, dan juga kantor cabang pembantu di seluruh dunia.

PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN TERHADAP SALDO AKUN SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Jika pengendalian internal untuk kelompok transaksi, seperti lima kelompok transaksi yang memengaruhi saldo-saldo akun pada siklus penjualan dan penagihan disimpulkan efektif dan pengujian substantif transaksi yang terkait juga mendukung kesimpulan tersebut, kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan dapat berkurang.

Selain itu, pengendalian internal terkait secara langsung dengan saldo akun serta penyajian dan pengungkapan dapat muncul, meskipun tidak diidentifikasikan atau diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substantif transaksi. Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut akan berpengaruh pada tujuan terkait saldo nilai realisasi dan hak dan kewajiban serta empat tujuan penyajian dan pengungkapan.

RETUR PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA DALAM AUDIT


Tujuan audit terkait transaksi dan metode klien untuk mengendalikan salah saji pada dasarnya sama seperti untuk memproses memo kredit sebagaimana digambarkan pada pengendalian untuk penjualan, dengan dua perbedaan. Pertama, materialitas. Dalam banyak kondisi, retur penjualan dan pengurangan harga tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya.

Perbedaan kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur penjualan dan pengurangan harga, auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang dicatat untuk membongkar setiap pencurian kas dari penagihan piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif. (Meskipun auditor biasanya menekankan pada tujuan keterjadian untuk retur penjualan dan pengurangan harga, tujuan kelengkapan juga penting dalam menguji saldo akun untuk menentukan apakah telah terjadi kurang saji pada penjualan dan retur penjualan di akhir tahun).

AKUN-AKUN DAN KELOMPOK-KELOMPOK TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN


Tujuan keseluruhan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Akun-akun yang biasanya digunakan dala siklus penjualan dan penagihan dengan menggunakan akun T. Sifat dari setiap akun dapat beragam, bergantung pada industri dan klien yang terkait. Terdapat perbedaan dalam sifat dan arsip-arsip akun untuk industri jasa, perusahaan ritel, dan perusahaan asuransi, namun konsep-konsep kuncinya pada dasarnya tetap sama.

Terdapat lima kelompok transaksi berikut dalam siklus penjualan dan penagihan.
  1. Penjualan (penjualan tunai dan penjualan kredit).
  2. Penerimaan kas.
  3. Retur penjualan dan pengurangan harga.
  4. Penghapusan piutang tak tertagih.
  5. Estimasi beban piutang tak tertagih.

PENGUJIAN AUDIT UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH


Sama seperti halnya retur penjualan dan pengurangan harga, perhatian utama auditor dalam mengaudit penghapusan piutang tak tertagih adalah kemungkinan adanya personel klien yang menutupi pencurian dengan menghapus piutang yang sebelumnya sudah tertagih (tujuan keterjadian). Pengendalian utama untuk mencegah kecurangan ini adalah dengan melakukan otorisasi penghapusan piutang yang tepat oleh manajemen yang berwenang setelah penyelidikan secara menyeluruh atas alasan pelanggan yang tidak mampu melunasi piutang tersebut.

Umumnya, verifikasi akun-akun piutang yang dihapus memakan waktu yang relatif singkat. Biasanya, auditor menguji apakah terdapat persetujuan penghapusan piutang dari pejabat yang tepat. Untuk suatu sampel akun piutang yang dihapus, juga biasanya penting bagi auditor untuk memeriksa korespondensi di arsip klien yang mengindikasikan bahwa piutang tersebut memang tidak dapat ditagih. Dalam beberapa kasus, auditor juga memeriksa laporan kredit seperti laporan yang diterbitkan oleh Dun & Bradstreet. Setelah auditor telah menyimpulkan bahwa penghapusan akun di jurnal umum sudah tepat, beberapa unsur harus ditelusuri ke arsip utama piutang dagang untuk menguji apakah penghapusan tersebut telah dicatat dengan memadai.

DAMPAK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI DALAM AUDIT


Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi memiliki dampak yang signifikan pada pengauditan selanjutnya, khususnya pada pengujian substantif perincian saldo. Bagian pengauditan yang paling terpengaruhi pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi siklus penjualan dan penagihan adalah saldo akun piutang dagang, kas, beban piutang tak tertagih dan penyisihan piutang tak tertagih.

Lebih lanjut, jika hasil pengujian tersebut tidak memuaskan, maka penting untuk melakukan pengujian substantif transaksi tambahan untuk penjualan, retur penjualan dan pengurangan harga, penghapusan piutang tak tertagih serta pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan publik juga harus mempertimbangkan dampak dari hasil pengujian yang tidak memuaskan pada audit pengendalian internal laporan keuangan.

BAGAIMANA TEKNOLOGI INFORMASI MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERNAL


Sebagian besar entitas, termasuk usaha kecil yang merupakan bisnis keluarga, mengandalkan teknologi informasi (TI) untuk mencatat dan memproses transaksi-transaksi bisnis. Sebagai akibat dari ledakan kemajuan dalam TI, bahkan usaha-usaha yang relatif kecil pun kini menggunakan komputer dengan program akuntansi komersial untuk mengerjakan pembukuan mereka. Ketika bisnis berkembang dan kebutuhan akan informasi meningkat, biasanya mereka meningkatkan sistem TI-nya. Penggunaan jaringan TI yang kompleks, internet, serta fungsi TI yang terpusat untuk kebutuhan fungsi akuntansi kini merupakan hal yang umum dilakukan dimana pun.

TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN DALAM AUDIT


Sebuah sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur tersebut seringkali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif akan membentuk suatu pengendalian internal entitas. Manajemen biasanya memiliki tiga tujuan umum berikut dalam merancang sistem pengendalian internal.

  1. Keandalan laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para investor, kreditor, dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum maupun profesional untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan seperti misalnya GAAP. Tujuan pengendalian internal yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
  2. Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. Sebuah tujuan penting atas pengendalian tersebut adalah akurasi informasi keuangan dan nonkeuangan mengenai kegiatan operasi perusahaan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan.
  3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Perusahaan publik, perusahaan nonpublik, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk mematuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedang yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.

KESIMPULAN DARI BAGIAN-BAGIAN PERENCANAAN AUDIT


Tujuan utama perencanaan audit adalah untuk mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien, yang digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bisnis klien dan risiko salah saji material dalam laporan keuangan.

Prosedur analitis didefinisikan dalam PSA 22 (SA 329) sebagai evaluasi atas laporan keuangan yang disusun dengan mempelajari kemungkinan hubungan-hubungan antara data keuangan dan nonkeuangan... yang melibatkan perbandingan antara jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis menggunakan perbandingan-perbandingan dan hubungan-hubungan untuk menentukan apakah saldo akun-akun atau data lainnya disajikan secara wajar relatif terhadap ekspektasi auditor.

DAMPAK E-COMMERCE TERHADAP BUKTI AUDIT DAN DOKUMENTASI AUDIT


Bukti audit makin banyak yang disajikan dan disimpan dalam bentuk elektronik, dan auditor harus mengevaluasi bagaimana informasi elektronik memengaruhi kemampuan mereka untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat. Dalam kondisi tertentu, bukti elektronik hanya muncul pada satu waktu saja. Bukti itu tidak bisa didapatkan lagi jika data berubah dan jika klien tidak mempunyai data cadangan. Oleh karena itu, para auditor harus mempertimbangkan ketersediaan bukti elektronik pada permulaan audit dan merencanakan pengumpulan buktinya bagaimana.

SIFAT BUKTI AUDIT


Bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah diteteapkan. Informasi dapat berbeda-beda. Dalam hal bahan bukti ini mampu menyakinkan auditor apakah laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan standar akuntansi (prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)). Bahan bukti mencakup informasi yang sangat meyakinkan, misalnya perhitungan fisik yang dilakukan oleh audit terhadap surat-surat berharga, dan informasi yang kurang meyakinkan, misalnya jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada pegawai klien.


BUKTI AUDIT DIBANDINGKAN DENGAN BUKTI HUKUM DAN BUKTI ILMIAH

MENETAPKAN TUJUAN AUDIT


Auditor menjalankan pengauditan atas laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus dalam melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang memengaruhi saldo akhir suatu akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait. Hampir di semua pengauditan, keseluruhan tingkat keyakinan dapat ditingkatkan dengan cara mengaudit saldo akhir akun piutang. Auditor telah menemukan bahwa pada umumnya, cara yang paling efektif dan efisien untuk malukan pengauditan adalah dengan mendapatkan beberapa kombinasi keyakinan untuk setiap kelompok transaksi dan untuk saldo akhir akun-akun terkait.

Untuk setiap kelompok transaksi yang telah ditentukan, beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Hal ini dinamakan tujuan audit terkait transaksi. Sebagai contoh, terdapat tujuan audit terkait transaksi penjualan yang spesifik dan tujuan audit terkait transaksi retur penjualan dan pengurangan harga yang spesifik.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN AUDIT


Tanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar terletak pada manajemen, bukan auditor. Karena mengoperasikan perusahaan sehari-hari, manajemen perusahaan lebih mengetahui transaksi-transaksi dan aset yang terjadi di perusahaan, liabilitas, dan ekuitas yang terkait, dibandingkan dengan auditor. Sebaliknya, pengetahuan auditor mengenai hal tersebut serta pengendalian internal hanya terbatas pada apa yang mereka dapatkan selama menjalankan pengauditan.

Banyak laporan keuangan perusahaan publik yang memasukkan pernyataan mengenai tanggung jawab manajemen dan hubungan dengan KAP. Tanggung jawab manajemen atas kewajaran dalam representasi (asersi) pada laporan keuangan memberikan kebebasan bagi manajemen untuk menemukan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang dianggap oleh auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse) atau opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dari kontrak kerja.

TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN


Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Fokus utama kita adalah Seksi PSA 02 yang menekankan pada pemberian opini atas laporan keuangan. Untuk perusahaan publik di Amerika Serikat, auditor juga menerbitkan laporan atas pengendalian internal terhadap laporan keuangan sebagaimana diharuskan oleh Seksi 404 Sarbanes-Oxley Act. Auditor mengakumulasikan bukti-bukti audit dalam rangka mencapai kesimpulan mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan menetukan efektivitas pengendalian internal, setelah mereka menerbitkan laporan audit yang tepat.

STANDAR AUDIT INTERNASIONAL


Globalisasi dunia usaha dan pasar modal telah menumbuhkan minat dan tren yang kuat untuk mengembangkan standar akuntansi dan audit yang seragam di seluruh dunia. Saat ini, para wakil dari berbagai negara bekerja bersama dalam proyek penetapan stnadar untuk mengoordinasikan standar audit internasional yang baru.

International Standards on Auditing (ISAs) diterbitkan oleh International Auditing Practices Committee (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IFAC adalah organisasi profesi akuntansi sedunia, dengan 163 organisasi anggota di 120 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta akuntan di seluruh dunia. IAPC berupaya meningkatkan keseragaman praktik audit dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia dengan menerbitkan persyaratan mengenai berbagai fungsi audit dan atestasi serta mendorong penerimaannya di seluruh dunia.

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)


Audit atas semua laporan keuangan bertujuan umum di Indonesia dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP) kecuali atas organisasi pemerintah tertentu. Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada kantor akuntan publik oleh Menteri Keuangan. Kantor akuntan publik juga memberikan banyak jasa lain klien, seperti jasa pajak dan konsultasi.

Hanya kurang dari 500 kantor akuntan publik yang beroperasi di Indonesia (dibandingkan lebih dari 45.000 kantor akuntan publik beroperasi di Amerika Serikat), yang besarnya berkisar dari 1 hingga 20.000 partner dan staf. Keempat KAP terbesar di Indonesia disebut kantor akuntan publik internasional "Empat Besar", mereka adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young Global, KPMG Internasional dan PricewaterhouseCoopers. Keempat kantor ini memiliki cabang di seluruh dunia. KAP empat besar ini juga mengaudit hampir semua perusahaan besar baik di Indonesia maupun dunia serta juga banyak perusahaan yang lebih kecil juga.

AKUNTAN PUBLIK BERSERTIFIKAT (CPA)


Pemakaian gelar certified public accountant (CPA) diatur oleh Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/2008 mengatur persyaratan untuk memperoleh dan mempertahankan izin berpraktik, baik untuk akuntan publik maupun Kantor Akuntan Publik (KAP).

Bila seseorang berencana menjadi akuntan publik (CPA), dia harus memahami persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Menteri Keuangan. Sejalan dengan PMK 17/2008, IAPI diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan ujian CPA dan memberikan sertifikat CPA. Sebelumnya, hak tersebut diberikan kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Ujian CPA yang diselenggarakan terakhir oleh IAI adalah pada Juli 2008. Setelah itu ujan CPA diselenggarakan oleh IAPI. Ujian CPA yang diselenggarakan pertama kalinya oleh IAPI diselenggarakan awal tahun 2009, empat kali setahun.

PERBEDAAN ANTARA AUDIT DAN AKUNTANSI


Banyak pemakai laporan keuangan dan masyarakat umum yang keliru karena kurang dapat memahami perbedaan antara audit dan akuntansi. Kekeliruan ini timbul karena sebagian besar audit biasanya berkenaan dengan informasi akuntansi, dan banyak auditor yang sangat menguasai masalah-masalah akuntansi. Kebingungan ini semakin bertambah dengan diberikannya gelar "akuntan publik bersertifikat" kepada banyak individu yang melakukan audit.

Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakan informasi keuangan untuk mengambil keputusan. Untuk menyediakan informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki pemahaman yang mendalam atas prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang menjadi dasar penyiapan informasi akuntansi. Selain itu, akuntan juga harus mengembangkan suatu sistem untuk memastikan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi dari entitas yang bersangkutan dicatat secara tepat waktu dengan biaya yang wajar.

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK)


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) adalah badan pemerintah pusat yang membantu menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi. UU Pasar Modal tahun 1985 mengharuskan sebagian besar perusahaan yang berencana menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat agar menyerahkan laporan registrasinya kepada Bapepam-LK yntuk disetujui. UU tersebut memberikan perlindungan tambahan dengan mengharuskan perusahaan publik dan lainnya untuk menyerahkan laporan tahunan yang terperinci kepada Bapepam-LK. Komisi itu lalu memeriksa lengkapnya dan memadainya laporan tersebut sebelum mengizinkan perusahaan menjual sekuritasnya melalui bursa saham.

Meskipun Bapepam-LK mensyaratkan banyak sekali informasi yang tidak berkaitan langsung dengan para akuntan, UU Pasar Modal mensyaratkan laporan keuangan, yang disertai dengan pendapat akuntan publik independen, sebagai bagian dari laporan registrasi dan laporan-laporan berikutnya.

SARBANES-OXLEY ACT DAN PUBLIC COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT BOARD DI AMERIKA SERIKAT


Sarbanes-Oxley Act membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), yang ditunjuk dan diawasi oleh Securities and Exchange Commission (SEC). PCAOB mengawasi auditor perusahaan publik dan terbuka, menetapkan standar audit dan pengendalian mutu untuk audit atas perusahaan terbuka serta melakukan pemeriksaan atas pengendalian mutu di kantor-kantor yang melakukan audit tersebut. Kegiatan-kegiatan ini tadinya merupakan tanggung jawab AICPA.

Sebelum diberlakukannya Sarbanes-Oxley Act, Auditing Standards Board (ASB) dari AICPA menetapkan standar audit untuk perusahaan terbuka dan perusahaan swasta. Sekarang PCAOB bertanggung jawab atas standar audit untuk perusahaan terbuka, sedangkan ASB terus menyediakan standar-standar audit bagi perusahaan swasta.