FUNGSI OTAK: DUA BELAHAN OTAK
Kemampuan berpikir manusia yang jauh melebihi kemampuan hewan termasuk mamalia lainnya terutama merupakan kontribusi dari bagian luar cerebral cortex. Walaupun mamalia lain juga memiliki cerebral cortex, namun cerebral cortex pada manusia lebih tebal dua kali lipat dan memiliki funsi dua kali lipat (Taylor, 2008). Cerebral cortex ini berkaitan erat dengan keutamaan karakter Kebijaksanaan dan Pengetahuan. Khususnya mengenai kreativitas, kaitan terdekat adalah dengan fungsi dan kerjasama antara dua belahan otak.
Sudah sejak sangat lama, yaitu zaman Mesir dan Cina kuno, para tabib telah menyadari bahwa ada dua bagian otak yang mengendalikan hemisfer tubuh secara silang. Bagian otak kanan mengendalikan hemisfer tubuh kiri, sebaliknya bagian otak kiri mengendalikan hemisfer tubuh kanan. Bila kita melihat orang yang lumpuh pada bagian tubuh sebelah kanan karena stroke misalnya, sehingga tangan kanan tidak dapat digunakan dengan baik dan saat berjalan kaki kanan diseret, dapat dipastikan bahwa otak kirinya mengalami kerusakan. Sebaliknya bila kelumpuhan terjadi pada bagin tubuh kiri, dapat dipastikan bahwa otak sebelah kanan yang mengalami kerusakan. Namun pada tahun 1960, Roger W Sperry, seorang ahli neuropsikologi dan neurobiology mengajukan sebuah temuan penelitian yang menunjukkan bahwa selain mengendalikan hemisfer tubuh secara silang, otak kiri dan kanan memiliki fungsi dan karakter yang berbeda pula.
Belahan Otak Kiri
Belahan otak kiri sangat dihargai oleh masyarakat termasuk keluarga, karena dianggap paling berperan terhadap keberhasilan. Ini tidak mengherankan karena memang pendidikan di sekolah memang banyak menuntut aktivitas otak kiri serta penilaian didasarkan pada operasi tersebut.
Otak kiri memiliki spesialisasi dalam menghadapi masalah sekuensial, analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika, penalaran dan operasi rutin, (Sousa, 2003). Kemampuan-kemampuan di bidang tersebut sangat ditekankan di sekolah. Individu yang bergerak di bidang sains dianggap memiliki kekuatan pada belahan di otak kirinya. Mereka cenderung berpikir secara sistematis dan taat pada aturan, namun kadang terlalu kaku.
Belahan Otak Kanan
Belahan otak kanan sering dikaitkan dengan kreativitas karena sifatnya yang bebas dan terlepas dari berbagai aturan serta kebiasaan sehingga sering menemukan terobosan baru. Berbeda dengan otak kiri yang sistematis, otak kanan bersifat heuristic. Sangat bebas dan ‘melompat-lompat’, dan sangat berperan dalam menemukan ‘jalan’ baru sehingga mampu membuat terobosan-terobosan baru. Otak kanan terutama berperan dalam menghadapi masalah holistik, abstrak, bahasa tubuh, pencerahan, dan operasi baru (Sousa, 2003). Seniman-seniman seringkali memiliki otak kanan yang sangat kuat.
Kreativitas
Otak kanan sering dianggap berperan pada terciptanya produk kreatif, karena otak kanan memang penuh dengan gagasan baru. Namun karena sifatnya yang bebas dan kurang taat pada aturan, seringkali gagasan hebatnya tidak sampai menghasilkan terciptanya produk kreatif. Dibutuhkan otak kiri yang lebih teratur untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, kreativitas dapat dikatakan merupakan hasil kerjasama kedua belahan otak.
Biasanya orang memiliki salah satu otak yang dominan, namun ada pula yang memiliki ke dua belahan yang sama kuatnya. Bila seorang unggul memiliki kekuatan seimbang pada kedua belahan otaknya, maka mereka akan sampai pada penemuan-penemuan besar. Contohnya, Leonardo da Vinci sang pelukis. Sebagai seorang seniman tentu saja otak kanannya sangat kuat. Namun sebagai genius serba bisa, Leonardo juga merupakan seorang ahli fisika, anatomi dan lain – lain. Tidak heran bila beliau merupakan seorang yang sangat unggul (eminent). Sebaliknya Einstein yang ilmuan, tentunya memiliki otak kiri yang unggul. Namun kita tahu bahwa beliau adalah seorang pemain biola yang handal. Kerjasama kedua belahan otaknya membawanya pada teori Relativitas yang mengagumkan.
Dengan demikian penting sekali usaha untuk mengaktifkan kedua belahan otak tersebut. Secara umum pendidikan lebih mengutamakan otak kiri, namun akhir-akhir ini bersamaan dengan makin majunya pengetahuan tentang otak, otak kanan mulai mendapatkan perhatian. Bagi Anda dengan kecenderungan otak kiri yang aktif, upayakanlah untuk mengaktifkan pula otak kanan Anda, musik, seni dan olah raga adah cara-cara yang asyik untuk mengembangkannya. Sebaliknya Anda dengan kecenderungan otak kanan yang aktif, berusahalah untuk meningkatkan sistematika berpikir, berbagai latihan seperti yang biasa dilakukan dalam belajar di sekolah dapat membantu Anda untuk berpikir lebih sistematik.
Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan http://darikelas.blogspot.com/ sebagai sumber artikel.
Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah membaca artikel ini. Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan blog ini.
Like Facebook Page dan Follow Twitter-nya ya.
0 komentar:
Posting Komentar