Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengetahuan Umum. Tampilkan semua postingan

BENTUK-BENTUK UMUM ARGUMEN YANG BENAR


Ada tiga bentuk dasar dari silogisme hipotetis, yaitu modus ponens yang mengafirmasi anteseden, modus tollens yang menolak konsekuen, dan silogisme hipotetis dengan rantai kondisional. Berikut ini ketiga bentuk dasar silogisme hipotetis.

SILOGISME HIPOTESIS


Dalam logika, silogisme hipotetis memiliki dua penggunaan. Dalam logika proposisional, silogisme mengungkapkan aturan-aturan penyimpulan, sedangkan dalam sejarah logika ia berperan sebagai teori konsekuensi. 

Silogisme hipotetis berbeda dengan silogisme kategoris dan tunduk kepada aturan tersendiri. Dalam silogisme hipotetis, premis pertama (premis mayor) menampilkan kondisi yang tak tentu (“jika P, maka Q”) atau masalah (“atau P atau Q;P dan Q tidak dapat benar dua-duanya”). Premis pertama itu harus diselesaikan secara memadai oleh premis kedua (premis minor) sehingga kesimpulan yang sahih dapat dihasilkan. Penyelesaian masalah selalu dalam bentuk afirmasi atau negasi.  

DELAPAN HUKUM SILOGISME


Silogisme tunduk kepada delapan hukum yang masing-masing diterapkan berikut ini. (Keterangan: P = Predikat/mayor; S = Subjek/minor; M = Term tengah (Middle term); u = Universal; p = partikular; + = afirmatif; dan - = negatif.)

Hukum  1: Silogisme hanya mengandung tiga term.
Semua tanaman  (M1)  adalah hidup  (P).
Semua batu (S)  adalah mineral  (M2).
Jadi:  Semua batu  (S)  adalah/tidak (?)  hidup (P).

Buku (P) mempunyai halaman  (M).
Rumah  (S)  mempunyai halaman  (M).
Jadi:  Rumah  (S)  adalah buku (P).

Halaman di sini bermakna ganda (equivocal), silogisme di atas mempunyai  empat term.

BENTUK SILOGISME KATEGORIS


Bentuk dasar silogisme kategoris ialah: Jika A adalah bagian dari C maka B adalah bagian dari C (Adan B adalah anggota dari C). Silogisme kategoris ini mengikuti hukum “Semua atau Tidak Sama Sekali” (All or None atau Dictum de Omni et Nullo); artinya, berlaku untuk seluruh anggota kelas, atau tidak sama sekali. Tidak dikenal “ada sebagian” dan “tidak ada sebagian”. Sebagai contoh, kalau kelas ikan memiliki insang, maka tidak mungkin ada anggotanya yang tak berinsang; dan kalau kelas merpati adalah burung, maka tak mungkin ada merpati yang bukan burung.

DEFINISI SILOGISME


Silogisme berasal dari kata Yunani syllogismos yang berarti ‘kesimpulan’. Silogisme adalah jenis argumen logis yang kesimpulannya diturunkan dari dua proposisi umum (premis) yang berbentuk prosisi kategoris.
Dilihat dari bentuknya, penilaian terhadap silogisme adalah sahih (valid) atau tidak sahih (invalid). Silogisme sahih jika kesimpulannya dibuat berdasarkan premis-premisnya dengan bentuk-bentuk yang tepat. Sedangkan penilaian benar (true) diberikan jika silogisme valid dan klaimnya akurat (informasinya sesuai dengan fakta). Perhatikanlah contoh berikut.

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK ARGUMEN DEDUKTIF


Deduksi adalah bentuk argumen yang kesimpulannya niscaya mengikuti premis-premisnya. Lazimnya deduksi juga dipahami sebagai pembuatan pernyataan khusus berdasarkan pernyataan-pernyataan yang lebih umum. Pernyataan khusus itu disebut kesimpulan dan pernyataan-pernyataan yang lebih umum disebut premis. Dalam deduksi kesimpulan diturunkan dari premis-premisnya. Menerima premis tetapi menolak kesimpulan adalah tidak konsisten.

W.D ROSS MENGENAI INTUISI DAN KEWAJIBAN


Telah dibahas dua aliran besar dalam filsafat moral, yakni pandangan deontologi dengan pandangan konsekuensialis. Dalam bagian ini akan dibahas tentang bagaimana pandangan moral intuitif dari seorang etikus bernama W.D Ross. Bila Kant menegaskan bahwa rasio praktis memungkinkan kita memisahkan mana kebaikan dan mana keburukan, atau maxim kewajiban yang harus kita lakukan, dalam pandangan Ross, ia menggunakan penjelasan intuisi. Apa yang dimaksud dengan intuisi?

JOHN STUART MILL DAN KONSEP ETIKA UTILITARIAN


Teori moral dalam filsafat dapat dipahami menjadi dua aliran besar, yang pertama adalah deontologis, seperti yang telah dibahas pada bagian Immanuel Kant, yang kedua adalah kaum konsekuensialis. Apa yang dimaksud dengan etika konsekuensialis? Pandangan konsekuensialis menyatakan bahwa segala tindakan dianggap bernilai secara moral bila mempertimbangkan hasil akhir dari tindakan tersebut. Tentunya pendekatan konsekuensialis kaum utilitarian sangat bertolak belakang dengan konsep imperatif dari Immanuel Kant. Konsekuensialis justru menegaskan bahwa suatu tindakan itu dapat dinilai baik bila menyebabkan kebahagiaan bagi individu serta orang-orang disekitarnya. Motif terhadap apa yang dianggap menyebabkan kebahagiaan dianggap oleh kaum konsekuensialis menjadi dasar dari suatu perbuatan moral.

IMMANUEL KANT DAN ETIKA KEWAJIBAN


Dalam karyanya Critique of Practical Reason, Immanuel Kant membahas secara filosofis tentang apa yang dimaksud dengan moral. Prinsip moral dapat muncul dari berbagai sumber, diserap dari nilai-nilai agama, kaidah norma masyarakat, maupun dari hukum yang dibuat oleh negara. Hal-hal ini dapat menjadi referensi bagaimana seseorang bertingkah laku dan membedakan manakah baik dan buruk. Tetapi bagi Immanuel Kant, sikap etis tidak datang dari luar individu tersebut. Mengapa demikian? Ini berkaitan erat dengan era dimana Kant mempopulerkan filsafatnya, ia selalu berkata Sapere Aude! Bila diterjemaahkan, berarti beranilah berpikir secara mandiri, semangat ini tercermin juga didalam filsafatnya.

FUNGSI DAN KEGUNAAN ETIKA


Etika sebenarnya tidak secara langsung mengharuskan orang mengikuti hasil analisisnya. Hal ini dikarenakan etika sebagai bagian dari filsafat menekankan jika seseorang menyadari bahwa secara etis lebih baik untuk melakukan sesuatu, maka akan menjadi tidak rasional untuk orang tidak melakukannya. Artinya tidak ada intensi dari etika untuk menekan orang untuk melakukan suatu tindakan atau keputusan etis sesuai dengan pedoman-pedoman tertentu. Akan tetapi, ada kegunaan dari etika dapat dirumuskan.

KEGIATAN SOCIAL ACT FEUI TAHUN 2013 KE DESA SADENGKOLOT KABUPATEN BOGOR


Ditulis oleh: Indra Halim Saputra, FEUI 2013

Kegiatan Social Act 2013 yang merupakan kegiatan peduli sosial tahunan FEUI untuk setiap mahasiswa baru. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk menumbuhkan jiwa sosial para mahasiswa baru dan sebagai bentuk  kepedulian terhadap masyarakat di daerah terpencil yang bertujuan juga untuk memperlihatkan wujud nyata dari amanat yang  harus diemban oleh para mahasiswa sebagai penggerak bangsa terutama bagi mahasiswa fakultas Ekonomi.  Untuk kegiatan Social Act bagi mahasiswa baru 2013 sendiri dilaksanakan di desa Sadengkolot kabupaten Bogor. Acara ini dilangsungkan dalam 4 hari 3 malam.

EMPAT JENIS PERNYATAAN ETIKA


Pengkajian terhadap permasalahan etis pada dasarnya bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:  Ketika seseorang mengatakan "pembunuhan itu tidak baik" apa yang dimaksudkannya sesungguhnya? Pertanyaan ini adalah pertanyaan sederhana, tetapi hal ini adalah cara yang sangat berguna untuk mendapatkan gagasan yang jelas tentang apa yang terjadi ketika orang berbicara tentang isu-isu etis.

REALISME ETIS DAN NON-REALISME ETIS


Ada satu persoalan penting di dalam etika, yaitu pernyataan etika itu objektif atau hal itu bergantung kepada subjek etika itu sendiri. Persoalan ini menghasilkan dua aliran besar terkait dengan cara melihat pernyataan etika atau kualitas etis tersebut, yaitu realisme etis dan nonrealisme etis (Callcut, 2009, 46).

1. Realisme Etis
Gagasan realisme etis berpusat pada manusia menemukan kebenaran etis yang memiliki eksistensi independen di luar dirinya. Konsekuensinya, realisme etis ini mengajarkan bahwa kualitas etis atau tidak ada secara independen dari manusia dan pernyataan etis memberikan pengetahuan tentang dunia objektif. Dengan kata lain, properti etis terlepas dari apa yang orang pikirkan atau rasakan. Hal ini disebut dengan fakta etis tentang fakta sebuah tindakan. Artinya, jika seseorang mengatakan bahwa tindakan tertentu salah, maka hal itu adalah kualitasnya yang salah dan itu harus ada di sana dan bersifat independen.

KLASIFIKASI ETIKA


Etika bisa dibagi menjadi berberapa bidang sebagai berikut:


Gambar 1 Pembagian Bidang Etika
Jika kita sederhanakan maka akan menjadi sebagai berikut:

PERBEDAAN ETIKA DAN MORALITAS


Ada dua kata yang seringkali rancu penggunaanya, yaitu etika dan moralitas. Etika dan moralitas memang dua kata berhubungan erat dan seringkali orang mengunakan dua kata tersebut secara bergantian, tetapi tidak tepat (Graham, 2010, 1). Kita dapat mema¬hami perbedaan antara dua kata tersebut dengan cara yang lebih baik, jika kita mencoba untuk memahami apa makna dua kata tersebut dari interpretasi yang paling dasar.

PENALARAN DALAM DASAR-DASAR LOGIKA


Penalaran adalah penarikan kesimpulan berdasarkan alasan-asalan yang relevan. Alasan-alasan itu dapat berupa bukti, data, informasi akurat, atau penjelasan tentang hubungan antara beberapa hal. Penalaran berlangsung dalam pikiran. Ungkapan verbal dari penalaran adalah argumentasi.
 
Dalam pasal ini akan diuraikan dua jenis penalaran, syarat penalaran yang benar, dan kesalahan dalam penalaran. Sebelum itu, penyimpulan langsung dan prinsip-prinsip logika yang mendasari penalaran akan dijelaskan terlebih dahulu.

JENIS-JENIS PERNYATAAN KOMPLEKS DALAM DASAR-DASAR LOGIKA


Hubungan di antara proposisi atau pernyataan sederhana dalam pernyataan kompleks ditunjukkan oleh penggunaan kata penghubung seperti tidak, dan, atau, jika, dan maka. Kata-kata yang menghubungkan pernyataan-pernyataan sederhana—sehingga terbentuk satu pernyataan kompleks—dan menjelaskan hubungan-hubungan yang terdapat di antara pernyataan-pernyataan sederhana itu disebut kata penghubung logis atau kata penghubung kalimat. Kata penghubung itu digunakan untuk membangun struktur logika dari pernyataan kompleks.

PERNYATAAN SEDERHANA DAN PERNYATAAN KOMPLEKS DALAM DASAR-DASAR LOGIKA


Secara umum, berdasarkan proposisi yang dikandung, ada dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan sederhana dan pernyataan kompleks. Pernyataan sederhana adalah pernyataan yang hanya mengandung satu proposisi, misalnya, “Anak itu menangis”. Pernyataan kompleks adalah pernyaataan yang mengandung lebih dari satu proposisi, misalnya, “Selain gemar membaca buku, Adi juga senang menulis cerita pendek”.  Pernyataan ini mengandung dua proposisi, yaitu “Adi gemar membaca buku” dan “Adi senang menulis cerita pendek”.

PENGERTIAN KALIMAT, PERNYATAAN, DAN PROPOSISI DALAM DASAR-DASAR LOGIKA


Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut. (1) “Hari ini cuaca cerah.” (2) “Apakah kamu sudah sarapan tadi pagi?” (3) “Jawab pertanyaan saya.” Kalimat-kalimat itu merupakan tiga kalimat yang berbeda. Kalimat (1) adalah kalimat berita, yaitu kalimat yang memberitakan hal tertentu. Kalimat (2) adalah kalimat tanya; isinya merupakan pertanyaan tentang hal tertentu. Kalimat (3) adalah kalimat perintah yang isinya menyerukan atau memerintahkan orang untuk melakukan hal tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk berkomunikasi kita menggunakan kalimat, baik kalimat berita, kalimat perintah, maupun kalimat tanya. Secara umum, kalimat didefinisikan sebagai: serangkaian kata yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa dalam suatu bahasa, dan dapat digunakan untuk tujuan menyatakan, menanyakan, atau memerintahkan sesuatu hal.

TERM, DIVISI, DAN DEFINISI DALAM DASAR-DASAR LOGIKA


TERM

Setiap hal yang diinderai dan dipersepsi dibentuk oleh pikiran menjadi ide. Hasil dari pembentukan ini adalah konsep. Setiap konsep ditandakan dalam bentuk term. Rangkaian term yang bermakna adalah pernyataan. Term dan pernyataan merupakan bagian dari bahasa. Bahasa adalah sarana bagi manusia untuk menyampaikan kepada orang lain dan menerima ide dari orang lain.