MENGGAPAI RIDHO ALLAH MELALUI ORANG TUA
Saudaraku... Kenanglah wajah ibu kita yang kian menua, padahal kita dulu 9 bulan di perutnya, merasakan mual, muntah, berjalan terasa berat, dan berbaring pun terasa sulit tapi orang tua kita tetap ridho. Kenanglah ayah kita yang membanting tulang mencari nafkah agar kita tumbuh menjadi janin yang sehat.
Ketika ibu melahirkan kita, bersimbah darah dan air mata. Ingatlah, ibu kita meregang nyawa antara hidup dan mati, itulah saat kelahiran kita, tapi ibu tetap bahagia. Ditatapnya diri kita dan didekapnya, padahal hampir-hampir saja nyawanya sirna. Dua tahun kita menyusui. Malam kita kotori dan kencingi pakaiannya. Tetapi ibu tetap sabar, sampai tiada rela seekor nyamuk pun menggigit kita.
Hati-hatilah saudaraku, sering kita dengar orang yang mati dalam keadaan penuh dosa, dikutuk dan dilaknat oleh orang tua karena kedurhakaannya. Alangkah pedihnya bagi orang tua yang memiliki anak durhaka jauh dari agama tidak tahu bagaimana mengurus mayat bapak dan ibunya, yang tahu hanyalah berebut warisan dan saling menyakiti.
Jalan yang haq dalam menggapai Ridho Allah melalui orang tua adalah birrul walidain. Birul walidain (berbakti kepada orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur'an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua.
KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN PAHALANYA
1. Adalah amal yang paling utama.
2. Ridho Allah tergantung kepada ridho orang tua.
3. Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal sholeh tersebut.
4. Akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur kita. Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak diantara saudara-saudara kita yang sering ziarah kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya. Sesulit apapun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua, karena dekat kepada keduanya insya Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umurnya.
5. Akan dimasukkan surga (Jannah) oleh Allah. Dosa-dosa yang Allah segerakan azabnya di dunia diantaranya adalah berbuat zalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seseorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah.
BENTUK DAN AKIBAT DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA
1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
2. Berkata "ah" dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3. Membentak atau menghardik orang tua.
4. Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurusi orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
5. Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, "kolot", dan lain.
6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci, atau menyiapkan makanan. Tetapi, jika si ibu melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri, maka tidak mengapa, dan karena itu anak harus berterima kasih.
7. Menyebut kejelekan orang tua dihadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
8. Mendahului taat kepada istri daripada kepada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Sebagian orang yang telah menikah tidak menafkahkan hartanya lagi kepada orang tuanya karena takut kepada istrinya, hal ini tidak dibenarkan. Harus dijelaskan kepada istri bahwa kewajiban yang utama bagi anak laki-laki adalah berbakti kepada ibunya (kedua orang tuanya) setelah Allah dan RasulNya. Sedangkan kewajiban yang utama bagi wanita yang telah bersuami setelah kepada Allah dan RasulNya adalah kepada suaminya. Ketaatan kepada suami akan membawanya ke surga. Namun demikian suami hendaknya tetap memberi kesempatan atau izin agar istrinya dapat berinfaq dan berbuat kebaikan lainnya kepada orang tuanya.
9. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam itu adalah sikap yang sangat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
Apabila kedua orang tua telah meninggal, maka yang pertama kita lakukan adalah meminta ampun kepada Allah dengan taubat nasuha (benar) bila kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup, yang kedua adalah menshalatkannya, ketiga adalah selalu meminta ampunan untuk keduanya, yang keempat membayarkan hutang-hutangnya, yang kelima melaksanakan wasiat sesuai dengan syari'at, dan yang keenam menyambung tali silaturahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungkannya (diringkas dari beberapa hadist yang shohih).
Facebook: Dari Kelas
Twitter: @darikelas
6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci, atau menyiapkan makanan. Tetapi, jika si ibu melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri, maka tidak mengapa, dan karena itu anak harus berterima kasih.
7. Menyebut kejelekan orang tua dihadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
8. Mendahului taat kepada istri daripada kepada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Sebagian orang yang telah menikah tidak menafkahkan hartanya lagi kepada orang tuanya karena takut kepada istrinya, hal ini tidak dibenarkan. Harus dijelaskan kepada istri bahwa kewajiban yang utama bagi anak laki-laki adalah berbakti kepada ibunya (kedua orang tuanya) setelah Allah dan RasulNya. Sedangkan kewajiban yang utama bagi wanita yang telah bersuami setelah kepada Allah dan RasulNya adalah kepada suaminya. Ketaatan kepada suami akan membawanya ke surga. Namun demikian suami hendaknya tetap memberi kesempatan atau izin agar istrinya dapat berinfaq dan berbuat kebaikan lainnya kepada orang tuanya.
9. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam itu adalah sikap yang sangat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
Apabila kedua orang tua telah meninggal, maka yang pertama kita lakukan adalah meminta ampun kepada Allah dengan taubat nasuha (benar) bila kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup, yang kedua adalah menshalatkannya, ketiga adalah selalu meminta ampunan untuk keduanya, yang keempat membayarkan hutang-hutangnya, yang kelima melaksanakan wasiat sesuai dengan syari'at, dan yang keenam menyambung tali silaturahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungkannya (diringkas dari beberapa hadist yang shohih).
Facebook: Dari Kelas
Twitter: @darikelas
0 komentar:
Posting Komentar