TINGKAT PENGUKURAN DALAM STATISTIKA


Data dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa tingkat pengukuran. Tingkat pengukuran data menyatakan perhitungan yang dapat dilakukan untuk merangkum dan mempresentasikan data. Tingkat pengukuran juga menentukan uji statistik yang dilakukan. Sebagai contoh, ada enam jenis warna permen dalam sebuah kantong M&M's. Anggaplah kita menandai warna coklat dengan nilai 1, kuning 2, biru 3, oranye 4, hijau 5, dan merah 6. Dari kantong permen tersebut, kita jumlahkan nilai-nilai warna tersebut dan kemudian kita bagi dengan jumlah permen dalam kantong dan melaporkan bahwa nilai rata-rata warnanya adalah 3,56. Apakah ini berarti bahwa warna rata-ratanya adalah biru atau oranye? Tentu saja tidak! Sebagai contoh kedua, pada lomba lari di sebuah sekolah menengah atas, ada delapan peserta yang berlomba dalam lintasan 400 meter. Kita melaporkan urutan yang masuk ke garis akhir dan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk sampai di garis finish adalah 4,5. Apakah makna dari rata-rata waktu finish ini? Tidak ada! Dalam kedua contoh ini, kita telah melakukan kesalahan dalam menggunakan tingkat pengukuran.

Sebenarnya ada empat tingkat pengukuran: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Tingkat pengukuran yang terendah, atau paling primitf, adalah tingkat nominal. Tingkat yang tertinggi, atau tingkat yang memberi kita informasi paling banyak mengenai pengamatan yang kita lakukan, adalah tingkat pengukuran rasio.

Untuk penjelasan lebih detail mengenai keempat tingkat pengukuran ini, Dari Kelas akan menjabarkannya pada artikel selanjutnya.


Twitter: @darikelas
Facebook: Dari Kelas

0 komentar:

Posting Komentar