KASUS EKSPLOITASI BURUH NIKE INC


Nike Inc. adalah salah satu perusahaan multinasional yang memproduksi peralatan olahraga terbesar di dunia. Perusahaan ini didirikan tahun 1964 oleh pengusaha yang sekaligus adalah seorang atlet yaitu Bill Bowerman dan Phill Knight. Nike Inc. berpusat di Amerika Serikat dan memiliki anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia termasuk Asia yaitu Cina, Thailand, Malaysia, India dan Indonesia.

Dalam perjalanan menuju kesuksesannya, Nike Inc telah mengorbankan sejumlah buruh di seluruh dunia terutama di Indonesia yang bekerja pada perusahaan dengan melanggar beberapa aturan serikat buruh. Beberapa aturan yang ditetapkan bagi buruh Nike Inc di Indonesia:
  1. Tidak ada keadilan kinerja untuk pekerja.
  2. Tidak ada reward apapun yang diterima pekerja setelah menjalankan tugasnya.
  3. Perusahaan tidak memfasilitasi karyawan ketika ingin berorganisasi melalui  serikat pekerja.
  4. Manajer tidak menghargai hak-hak pekerja untuk menerima uang lembur, mendapatkan hari libur, dan diperlakukan selayaknya manusia
  5. Manajer cenderung memaksa pekerja memenuhi target produksi, tanpa  memberikan fasilitas yang memadai.
  6. Perusahaan tidak memotivasi karyawan bekerja dengan baik, tapi cenderung  mengancam.
  7. Perusahaan tidak pernah mendengar keluhan dan aspirasi pekerja.
  8. Pekerja merasa terancam dan terpaksa bekerja karena takut menerima upah  lebih rendah lagi.
  9. Upah yang diterima pekerja dibawah standar hidup layak, padahal mereka bekerja di atas jam kerja normal.
  10. Nike memperkerjakan banyak anak dibawah umur, demi meningkatkan  kapasitas produksi dengan harga murah.
  11. Pekerja akan menerima hukuman jika menolak lembur.
  12. Pekerja wanita yang berasal dari Jawa lebih diutamakan karena upah lebih  rendah.

Pelanggaran yang dilakukan oleh Nike Inc terhadap buruh di Indonesia mendapat kritikan dan respon dari berbagai masyarakat di penjuru dunia. Apa yang telah dilakukan Nike Inc membuat masyarakat di seluruh penjuru dunia termasuk AS tidak bangga dan tidak simpati terhadap Nike. Mereka kemudian menggelar aksi protes. Bahkan telah muncul gerakan anti-Nike. Aksi protes dan gerakan anti-Nike ini tersebar di beberapa negara bagian AS dan juga di beberapa bagian negara di seluruh belahan dunia.

Aksi protes terhadap Nike Inc dilakukan oleh warga Portland. Warga Portland sering mendengar berbagai tuduhan terhadap kontraktor Nike di luar negeri (di luar AS) dan melakukan aksi protes lewat surat ke Nike Inc. Aksi protes tidak hanya sampai pada pengiriman surat dan demonstrasi namun telah berkembang menjadi sebuah gerakan anti-Nike dengan seruan boikot terhadap produk Nike. Aksi boikot tersebut salah satunya didasari karena rasa simpati terhadap kondisi buruh Nike di Indonesia.

Aksi keprihatinan terhadap kondisi buruh di Indonesia tidak hanya dilakukan di Portland, Di kota-kota lain seperti San Fransisco, Manhattan dan Tallahasse juga menggelar aksi serupa. Para mahasiswa Florida State University di Tallahessee menggelar aksi Anti-Nike. Pada saat itu bersamaan dengan pertandingan sepakbola FSU-Georgia Tech. Para mahasiswa pelaku unjuk rasa memasuki tempat khusus presiden universitas dan menyerahkan pamflet anti-Nike. Sementara pada saat istirahat tengah pertandingan, para aktivis menggelar spanduk besar sepanjang 80.000 kursi di tribun stadion paling atas. Spanduk tersebut berbunyi "No Nike at FSU (Tidak ada Nike di FSU)". Para aktivis ini menuntut pemerintah untuk membatalkan kontrak sebesar 3,5 juta dollar dengan Nike untuk program atletik di FSU selama lima tahun. Mereka mengatakan bahwa kampus mereka tidak seharusnya melakukan bisnis dengan perusahaan yang mengeksploitasi buruh di negara-negara dunia ketiga.

Gerakan mahasiswa FSU ini merupakan sebagian kecil dari gerakan anti-Nike di kalangan kampus. Gerakan anti-Nike juga terjadi di kampus Penn State University dan University of North Carolina.

Aksi protes terhadap Nike Inc mengundang suara keprihatinan dari anggota Kongres. Sebuah surat yang ditandatangani 41 anggota House of Representative melayang ke meja Phil Knight, CEO dan pendiri Nike Inc. Isi surat tersebut adalah kekecewaan terhadap Nike Inc yang melakukan eksploitasi terhadap buruh. Tidak hanya para anggota kongres yang bertindak, penulis novel Alice Walker dan sebuah koalis organisasi perempuan, termasuk NOW, the Ms. Foundation dan the Feminist Majority menyelenggarakan konferensi pers dan Mereka mengecam Nike atas perlakuan buruknya terhadap para buruh perempuan di Asia.

Aksi-aksi tersebut ditanggapi Nike Inc dengan menjelaskan kebijakan mereka. Nike mengklaim bahwa Nike Inc telah melakukan investasi ke negara-negara sedang berkembang. Pembangunan ekonomi dengan mesin investasi asing seperti Nike ini akan membantu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Namun pernyataan tersebut tidak mempunyai bukti yang kuat karena salah satu negara yang menerima investasi asing yang sangat besar yaitu Meksiko pada akhirnya menurunkan upah buruh hingga 50%. Nike memang berhasil mengembangkan perekonomian Korea Selatan. Tetapi hal ini dikarena ada intervensi pemerintah AS untuk membantu mereka. Amerika Serikat punya kepentingan membantu Korsel karena mereka harus bersama menghadapi ancaman dari Korea Utara. Dalam masa Perang Dingin, pengaruh ini masih sangat besar. Sehingga AS banyak membantu Korea Selatan, termasuk menanamkan investasi dan transfer teknologi. Hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia. Meskipun Nike mengatakan bahwa apa yang dia lakukan di Indonesia sama dengan Korsel namun kenyataannya tidak. Tekanan buruh di Indonesia telah menyebabkan pemerintah Indonesia mengupayakan untuk menaikkan ketentuan upah minimun. Namun dengan kebijakan baru ini, Nike justru mengancam akan memindah investasinya ke Vietnam. Hal inilah yang ditakuti oleh pemerintah Indonesia karena pada dasarnya buruh Nike di indonesia tersebut akan kehilangan pekerjaannya jika perpindahan investasi tersebut terlaksana. Hal tersebut tentunya akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia yang jelas sudah relatif banyak, dan sampai saat ini belum ada tindakan dan upaya yang nyata untuk menanggulanginya.


Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan http://darikelas.blogspot.com/ sebagai sumber artikel.
  
Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah membaca artikel ini. Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan blog ini.

Terima kasih telah berkunjung ke Dari Kelas.

Twitter: @darikelas
Facebook: Dari Kelas

0 komentar:

Posting Komentar