KEYAKINAN PADA HARI KIAMAT DAN PERTANGGUNGJAWABAN MANUSIA DI AKHIRAT
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhirat. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang tidak mempercayai agama Islam, walaupun orang itu menyatakan ia percaya pada Allah, Al-Quran dan Nabi Muhammad.
Menurut Abul A’la Maududi (Altaf Gauhar, 1983:13), manusia tidak dilepaskan begitu saja ke dunia ini sebagai binatang yang tidak bertanggung jawab. Ia bertanggung jawab atas segala perbuatannya itu kepada Allah (kelak). Saat memberikan pertanggungan jawab itu telah ditentukan oleh Allah, yakni setelah hari kiamat, sesudah kehidupan manusia di atas bumi ini berakhir dan berganti dengan kehidupan lain. Pada waktu itu, kelak semua manusia (juga yang sudah mati) akan dibangkitkan (dihidupkan tuhan kembali) dan dipanggil untuk memberikan pertanggungan jawab yang lengkap mengenai segala perbuatannya, apakah sesuai atau tidak sesuai dengan larangan atau perintah Allah, seperti yang telah disinggung di atas.
Setiap orang akan menerima akibat segala perbuatan yang dilakukannya di dunia ini, seperti yang difirmankan Allah dalam Al-Quran, surat At-Taubah (9) ayat 68 kalimat terakhir yang terjemahannya berbunyi (lebih kurang) sebagai berikut.
“Dan Allah melaknati (orang-orang munafik = pura-pura beriman) dengan (balasan) bagi mereka azab yang kekal."
“Pengadilan atas diri maunsia di depan Allah yang maha adil itu, akan berlangsung terbuka dengan segala macam bukti untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh manusia di dunia ini baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan."
“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris...”
“Dan diletakkan (di depan mereka), kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata:...”
"Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan mencatat semuanya...,” Demikian (lebih kurang) bunyi terjemahan al-quran surat al-kahfi (18) ayat 48 (permulaan) dan bagian ayat 49.
Di dalam proses ini tidak seorangpun dapat memindahkan beban pertangungan jawabnya kepada orang lain. Setiap orang berdiri sendiri dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya dan menantikan keputusan atas dirinya yang berada di dalam kekuasaan allah semata-mata. Proses pengadilan itu tertumpu kepada pertanyaan: apakah manusia yang diadili itu tunduk kepada allah sesuai dengan ketetapannya yang disampaikan melalui para nabi dan rasul yang diutusnya kepada manusia. Jika jawaban terhadap pertanyaan ini positif, seperti yang telah disebut juga di atas, manusia akan ditempatkan di surga, tetapi kalau jawaban itu negatif, ia akan dimasukkan ke dalam suatu tempat yang disebut neraka.
Keyakinan kepada hari akhirat ini membuat manusia terbagi ke dalam tiga kategori. Kategori pertama adalah manusia yang tidak percaya kepada hari akhirat dan memandang kehidupan di dunia ini sebagai satu-satunya kehidupan. Kategori kedua adalah manusia yang tidak menyangkal hari akhirat, tetapi bergantung pada campur tangan atau bantuan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa-dosanya. Kategori ketiga adalah manusia-manusia yang yakin pada hari akhirat sebagaimana diterangkan dalam ajaran islam. Orang yang yakin akan adanya hari akhirat dan yakin pula bahwwa ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang dilakukannya, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap saat ia menyimpang dari jalan yang benar.
Kesadaran akan adanya pengawasan di dalam dirinya itu membuat manusia menjadi takwa dan takut kepada allah walaupun tidak ada orang lain yang menyaksikan perbuatannya. Ia akan melaksanakan kewajibannya dengan jujur dan tidak suka melakukan perbuatan-perbuatan terlarang. Seandainya pun ia tergelincir pada suatu waktu dan melanggar ketentuan allah, ia senantiasa siap untuk bertobat dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi.
Keyakinan kepada hari akhirat inilah yang mendorong manusia menyesuaikan diri dengan kerangka nilai abadi yang ditetapkan allah. Keyakinan kepada hari akhirat ini pulalah yang menolong manusia memperkembangkan kepribadiannya secara sehat dan mantap. Karena itu pula ajaran islam mementingkan benar keyakinan kepada hari akhirat (alraf gauhar, 1983:14-15).
Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah
membaca artikel ini. Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk
mengembangkan blog ini.
Terima kasih telah berkunjung ke Dari Kelas.
Twitter: @darikelas
Facebook: Dari Kelas
0 komentar:
Posting Komentar