PERBEDAAN ETIKA DAN MORALITAS


Ada dua kata yang seringkali rancu penggunaanya, yaitu etika dan moralitas. Etika dan moralitas memang dua kata berhubungan erat dan seringkali orang mengunakan dua kata tersebut secara bergantian, tetapi tidak tepat (Graham, 2010, 1). Kita dapat mema¬hami perbedaan antara dua kata tersebut dengan cara yang lebih baik, jika kita mencoba untuk memahami apa makna dua kata tersebut dari interpretasi yang paling dasar.


Gambar Perbedaan Etika dan Moralitas

Secara etimologis, istilah etika berasal dari kata Yunani "Ä“thikos" yang bearti "adat", "kebiasaan", atau "watak" (Pritchard, 2012, 1). Dalam perkembangannya, etika mengacu kepada seperangkat aturan-aturan, prinsip-prinsip atau cara berpikir yang menuntun tindakan dari suatu kelompok tertentu. Akan tetapi, kata etika spesifik mengacu kepada studi sistematis dan filosofis tentang bagaimana kita seharusnya bertindak (Borchert, 2006, 279). Dalam pengertian yang terakhir ini, etika adalah cabang ilmu filsafat yang menyelidiki suatu sistem prinsip moral dan berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan radikal seperti:
  1. Apa artinya baik?
  2. Apa itu keputusan moral?
  3. Apakah moral itu subjektif atau objektif?
  4. Bagaimana menjalani kehidupan yang baik?

Tidak heran  jika etika disebut juga filsafat atas moral. Etika punya fokus tentang bagaimana kita mendefinisikan sesuatu itu baik atau tidak. Dalam rangka untuk melihat perilaku yang dapat diterima atau tidak dalam situasi tertentu, maka perilaku etis didefinisikan.

Lain halnya dengan moralitas berasal dari kata Latin "moralis" yang berarti  "tata cara", "karakter", atau "perilaku yang tepat" (Pritchard, 2012, 1). Secara terminologis moralitas sering kali dirujuk sebagai diferensiasi dari keputusan dan tindakan antara yang baik atau yang tidak baik. Moralitas mengacu pada nilai baik atau tidak baik yang disepakati dan diadopsi dalam suatu lingkungan tertentu (Borchert, 2006, 280). Moralitas biasanya didefinisikan melalui otoritas tertentu. Artinya, moralitas lebih  dipahami sebagai suatu keyakinan untuk menjalani hidup yang baik. Karena itu sistem moralitas seringkali sangat bergantung dengan komutitasnya, misalnya agama atau budaya tertentu. Lebih lanjut, konsep tentang moral bisa berubah dari waktu ke waktu dan mengambil makna baru.

Moralitas sangat berhubungan dengan etika karena hal itu adalah objek kajiannya. Etika adalah suatu abstraksi dalam memahami atau mendefinisikan moral dengan melakukan refleksi atasnya. Etika membahas persoalan moral pada situasi tertentu dengan pendekatan tertentu pula. Sedang moralitas tergantung pada pilihan individu, keyakinan atau agama dalam menentukan hal yang benar atau salah, baik atau buruk.

Ada asumsi penting terkait masalah penjelasan moral tentang tanggung jawab etis. Asumsi tersebut di dalam etika, yaitu pentingnya kehendak bebas di dalam pertanggungjawaban etis (Sidgwick, 2004, 10), sedang dalam soal moralitas hal ini biasanya tidak terlalu dipentingkan. Jika pengandaian tentang kehendak bebas tidak ada maka pertanggungjawaban etis tidak bisa diajukan. Hal ini karenakan apa yang dilakukan seseorang tidak lebih dari sesuatu yang dikontrol. Dengan kata lain, seseorang tidak bisa diminta pertanggung jawaban etis ketika seseorang itu tidk punya kehendak bebas --seperti yang boneka yang dikontrol seorang dalang. Asumsi seperti ini yang menjadi kajian-kajian etika.


Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan http://darikelas.blogspot.com/ sebagai sumber artikel.
  
Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah membaca artikel ini. Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan blog ini.

Terima kasih telah berkunjung ke Dari Kelas.
 
Like Facebook Page dan Follow Twitter-nya ya.
Twitter: @darikelas
Facebook: Dari Kelas

2 komentar:

  1. Sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi blog ane di caricaradicaricara. Gak usah pake link entar diangap spam.

    BalasHapus
  2. Tulisannya sangat membantu. Thanks😀

    BalasHapus