DEFINISI PANCASILA
Pengertian Pancasila, Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia, pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu panca dan sila. Panca artinya adalah lima (5) dan Sila artinya adalah prinsip. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Adapun 5 dasar/asas yang ada pada Pancasila yang tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
A. Menuju Nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, maksudnya sumber acuan dalam bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia, sehingga menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh bangsa lain.
Menjadikan Pancasila sebagai ideologi juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian bagi tertib hokum Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita hokum bagi hokum dasar negara. Pancasila mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah untuk memelihara serta menjaga budi pekerti kemanusiaan dan cita-cita moral rakyat yang luhur.
Dalam konteks bangsa, masing-masing bangsa mempunyai nilai-nilai yang dianggap paling utama sebagai pandangan hidup bangsa (Rinjin, 2010: 59).
Sebagai contoh, nilai utama dari bangsa Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia tidak sama. Hal ini didasari karena ada perbedaan dalam mencapai kemerdekaan dan menciptakan persatuan bangsa.
B. Pancasila yang Mewujud dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai dijunjung oleh masyarakat karena memberikan arahan dalam pengambilan keputusan dan bentuk kegiatan yang dilakukan dalam aktivitasnya di masyarakat. Nilai sendiri memiliki banyak macam yang kesemuanya mengarah pada pengklasifikasian antara yang baik dengan yang tidak. Nilai sendiri memiliki hubungan yang selaras dengan karakter dan tingkah laku individu. Seperti misal di Indonesia terdapat budaya untuk menjunjung tinggi adat sopan santun, dengan nilai tersebut membuat karakter bangsa Indonesia menjadi halus dan jika diamati maka kecenderungan pola aktivitasnya menjadi lebih lambat.
Namun, pada kenyataannya terdapat banyak hal yang tidak menunjukkan keselarasan antara nilai, karakter, dan tingkah laku individu atau masyarakat di masyarakat itu sendiri. Dapat saja seseorang yang menjunjung nilai kejujuran melakukan tindakan tidak terpuji seperti mencuri atau korupsi. Atau dapat terjadi, tindakan yang baik seperti menyeberangkan lansia dijalan raya oleh seseorang belum tentu didasari nilai hormat pada lansia tadi. Dengan demikian, antara nilai dan tingkah laku belum tentu sejalan. Oleh karena itu, terlepasdari hubungan nilai dengan tingkah laku, nilai amat diyakini sebagai bagian dari diri dan penghubung antara individu dan masyarakatnya (Hitlin, 2003: 119).
Bagi masyarakat Indonesia Pancasila sebagai nilai merupakan fondasi dari pembentukan karakter Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.. Merujuk pada definisi ini, karakter dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni etis dan moral. Kedua faktor ini yang secara alami ada di lingkungan sosial dari individu.
Yang perlu ditambahkan adalah kemungkinan terjadi sebuah moral dan etis yang dianggap penting dalam satu kelompok, tidak diterapkan terhadap kelompok lainnya. Sejarah mencatat bahwa sekitar 1200 SM, suku Doria di kawasan Mediterania amat memedulikan sesama mereka. Namun, perlakuan mereka terhadap kelompok lain justru sebaliknya, mereka berlaku kejam dengan melakukan ekspansi terhadap kelompok lain (Gonick, 2006: 226).
C. Mengapa Nilai Pancasila sebagai Fondasi Bertingkah Laku?
Pada dasarnya negara Indonesia mampu memperoleh sebuah legitimasi atas para penjajah dari negara asing dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan. Hal ini membuat unsur utama dari Pancasila lebih ditekankan pada toleransi antar warga negara. Nilai Pancasila juga berhubungan positif sehingga kecenderungan masing-masing nilai saling menguatkan pemahamannya.. Adapun nilai Pancasila yang selama ini dikenal adalah yang tertulis dalam butir-butir Pancasila. Menurut Somatri, nilai di dalam Pancasila tidak terpisahkan satu sama lain.
Hal ini juga tak lepas dari sejarah awal berdirinya negara yang berjalan dalam beberapa tahapan. Salah satu Tahapan itu adalah Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ada tiga isu yang mengemuka dalam Sumpah Pemuda, yakni bangsa, tanah air, dan bahasa persatuan.
Dari ketiga isu ini, yang dapat dikategorikan sebagai sebuah kreativitas sosial dalam membangun identitas baru bangsa Indonesia adalah adanya bahasa Indonesia.
Keberadaan bahasa bagi sebuah bangsa menjadi penting karena hubungan antarkelompok di dalamnya dimulai dengan bahasa yang dapat dipahami bersama.
Pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin menempatkan bahasa sebagai unsur dasar penting dari terbangunnya identitas nasional (Oomen, 2009: 199; Reicher & Hopkins, 2001: 8; Simpson, 2007: 333).
Nilai Pancasila sering dikaitkan dengan identitas nasional. Hal ini dapat dimengerti karena Pancasila adalah produk dari masyarakat baru yang mengupayakan adanya pola kesamaan di dalamnya. Penelitian menunjukkan adanya pola hubungan yang positif antara identitas nasional dan nilai Pancasila (Meinarno dan Suwartono, 2011). Penelitian yang dilakukan terhadap 165 remaja menujukkan bahwa adanya hubungan positif antara nilai Pancasila dan identitas nasional. Hasil analisis statistik lebih lanjut menunjukkan bahwa nilai Pancasila berkontribusi terhadap terbentuknya identitas nasional Indonesia dari para partisipan remaja tadi. Hasil penelitian ini dapat menjadi awal pemahaman bahwa nilai Pancasila penting bagi bangsa Indonesia. Langkah selanjutnya adalah bagaimana mewujudkan nilai-nilai tadi di masyarakat agar tidak sekedar menjadi wacana sehari-hari.
Dari ketiga isu ini, yang dapat dikategorikan sebagai sebuah kreativitas sosial dalam membangun identitas baru bangsa Indonesia adalah adanya bahasa Indonesia.
Keberadaan bahasa bagi sebuah bangsa menjadi penting karena hubungan antarkelompok di dalamnya dimulai dengan bahasa yang dapat dipahami bersama.
Pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin menempatkan bahasa sebagai unsur dasar penting dari terbangunnya identitas nasional (Oomen, 2009: 199; Reicher & Hopkins, 2001: 8; Simpson, 2007: 333).
Nilai Pancasila sering dikaitkan dengan identitas nasional. Hal ini dapat dimengerti karena Pancasila adalah produk dari masyarakat baru yang mengupayakan adanya pola kesamaan di dalamnya. Penelitian menunjukkan adanya pola hubungan yang positif antara identitas nasional dan nilai Pancasila (Meinarno dan Suwartono, 2011). Penelitian yang dilakukan terhadap 165 remaja menujukkan bahwa adanya hubungan positif antara nilai Pancasila dan identitas nasional. Hasil analisis statistik lebih lanjut menunjukkan bahwa nilai Pancasila berkontribusi terhadap terbentuknya identitas nasional Indonesia dari para partisipan remaja tadi. Hasil penelitian ini dapat menjadi awal pemahaman bahwa nilai Pancasila penting bagi bangsa Indonesia. Langkah selanjutnya adalah bagaimana mewujudkan nilai-nilai tadi di masyarakat agar tidak sekedar menjadi wacana sehari-hari.
Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan http://darikelas.blogspot.com/ sebagai sumber artikel.
Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah membaca artikel ini. Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan blog ini.
Like Facebook Page dan Follow Twitter-nya ya.
0 komentar:
Posting Komentar