ALTERNATIF LANGKAH BELAJAR FILSAFAT


Ada banyak cara untuk belajar filsafat sesuai dengan pesatnya perkembangan filsafat sehingga sekarang kini. Para filsuf mengembangkan cara belajar filsafat sesuai dengan pendekatan yang digunakannya. Dalam tulisan ini dikemukakan satu alternatif langkah belajar filsafat yang umum dipakai oleh para filsuf, juga oleh ahli filsafat dan ilmuwan untuk memecahkan masalah filsafat secara umum dan mengkaji  aliran filsafat tertentu.

Secara umum, filsuf berusaha memperoleh makna istilah-istilah dengan cara melakukan analisis terhadap istilah-istilah itu berdasarkan pengenalan obyeknya dalam kenyataan. Analisis didefinisikan sebagai pemilahan bagian-bagian satu satu hal berdasarkan kategori yang relevan. Analisis terhadap istilah dilakukan dengan memilah-milah bagian makna atau isi pikiran dari istilah berdasarkan kategori tertentu. Meski pada dasarnya para filsuf memulai filsafat dari benda-benda dan bukan dari kata atau istilah, pemakaian istilah yang tepat harus dilakukan. Bahasa adalah medium filsafat dan oleh karena itu istilah dan pernyataan yang merupakan bagian dari bahasa menjadi penting dalam filsafat. Analisis terhadap istilah merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk mendapatkan makna yang tepat dan memadai.

Setelah analisis istilah, filsuf berusaha untuk memadukan hasil-hasil penyelidikannya melalui aktivitas sintesis. Dalam aktivitas sintesis, filsuf membanding-bandingkan bagian-bagian dari makna istilah yang dihasilkan dari aktivitas analisis. Lalu ia mencari benang merah antar-bagian untuk kemudian menemukan kesamaan makna di antara mereka. Dari situ diperoleh satu makna istilah yang komprehensif yang memayungi semua bagian sekaligus menjelaskan hubungan antar-bagian istilah.

Penggunaan analisis dan sintesis dalam filsafat ini disebut metode analisis-sintesis. Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh filsuf. Menganalisis adalah melakukan pemeriksaan konsepsional terhadap istilah-istilah yang digunakan atau pernyataan-pernyataan yang dibuat. Tujuannya adalah (1) memperoleh makna baru yang terkandung  dalam istilah-istilah yang bersangkutan, dan (2) menguji istilah-istilah itu melalui penggunaannya, atau dengan melakukan pengamatan terhadap contoh-contohnya. Analisis istilah berarti perincian istilah atau pernyataan ke dalam bagiannya sedemikian rupa sehingga orang dapat melakukan pemeriksaan terhadap makna yang dikandungnya. Tujuan pemeriksaan ini adalah penentuan makna apa yang akan diberikan.

Menurut Kattsoff (2004), secara filosofis analisis adalah pengumpulan semua pengetahuan yang dapat dikumpulkan oleh manusia untuk menyusun suatu pandangan tentang dunia. Sedangkan sintesis dapat didefinisikan sebagai aktivitas menemukan benang merah antar-bagian yang dipilah berdasarkan kategori tertentu untuk kemudian menemukan kesamaan makna di antara bagian-bagian itu.

Secara ringkas, Kattsoff (2004:34-38) mengemukakan langkah-langkah umum yang disarankan dalam menganalisis dan sintesis.
  1. Memastikan adanya masalah yang diragukan kesempurnaan atau kelengkapannya.
  2. Masalah umumnya terpecahkan dengan mengikuti dua langkah, yakni menguji prinsip-prinsip kesahihannya dan menentukan sesuatu yang tak dapat diragukan kebenarannya (untuk menyimpulkan kebenaran yang lain).
  3. Meragukan dan menguji secara  rasional segala hal yang ada sangkut pautnya dengan kebenaran.
  4. Mengenali apa yang dikatakan orang lain mengenai masalah yang bersangkutan dan menguji  penyelesaian-penyelesaian mereka.
  5. Menyarankan suatu hipotesis yang kiranya memberikan jawaban atas masalah yang diajukan.
  6. Menguji konsekuensi-konsekuensi dengan melakukan verifikasi terhadap hasil-hasil penjabaran yang   telah dilakukan.
  7. Menarik simpulan mengenai masalah yang mengawali penyelidikan.

Metode belajar filsafat sebenarnya bukan hanya dapat digunakan untuk belajar filsafat, melainkan juga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di bidang ilmu pengetahuan lain. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan filsuf untuk menemukan pengetahuan diperlukan juga oleh bidang ilmu lain. Selain sifat filsafat, kritis, radikal dan sistematis, cara filsuf menemukan penge-tahuan juga dimanfaatkan oleh ilmuwan untuk menemukan pengetahuan. Hanya saja, para ilmu-wan sangat mementingkan juga bukti empirik dari penjelasan tentang gejala. Bagi ilmuwan, cara berpikir filosofis, yaitu kritis, radikal dan sistematis ditambah dengan bukti empirik harus muncul bersama untuk menghasilkan solusi permasalahan yang dianggap paling tepat atau paling benar.

Secara umum, disadari atau tidak, filsafat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Jika orang menyadarinya, maka lebih banyak lagi manfaat berpikir filosofis yang dapat diperoleh. Dengan berpikir filosofis orang dapat berpikir mendalam dan mendasar. Orang juga dapat memperoleh kemampuan analisis, berpikir kritis dan logis sehingga ia mampu juga berpikir secara luas dan menyeluruh. Berpikir filosofis juga membuat orang dapat berpikir sistematis dalam mengumpulkan pengetahuan sebanyak mungkin secara tertata. Berpikir filosofis juga membantu orang untuk menjajaki kemungkinan baru sehingga dapat memperoleh pengetahuan baru. Orang dapat terus menerus menambah pengetahuannya dengan berpikir filosofis. Di sisi lain, berpikir filosofis juga memberikan kesadaran kepada orang mengenai keterbatasan pengetahuannya. Kesadaran akan masih banyaknya hal yang tidak diketahui membuat orang menjadi rendah hati, terbuka dan siap untuk memperbaiki pengetahuannya. Dengan demikian, berpikir filosofis merupakan satu cara untuk membangun keutamaan pengetahuan dan kebijaksanaan dengan kekuatan-kekuatan yang dikandungnya.


Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan http://darikelas.blogspot.com/ sebagai sumber artikel.
  
Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah membaca artikel ini. Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan blog ini.

Terima kasih telah berkunjung ke Dari Kelas.
 
Like Facebook Page dan Follow Twitter-nya ya.
Twitter: @darikelas
Facebook: Dari Kelas

0 komentar:

Posting Komentar